Keanekaragaman Hayati untuk Keberlanjutan Kehidupan Manusia
Keanekaragaman Hayati Bersifat Multidimensi
Izive.net : Hal ini digambarkan oleh beragamnya definisi/pengertian yang sudah di kemukakan. Kesamaan diantara berbagai pengertian yang telah di kemukakan. Kesamaan di antara berbagai pengertian keragaman hayati yakni tiga bagian prinsip, ialah ekosistem, jenis, dan gen. Tiga bagian prinsip ini juga diacu di dalam pengertian keragaman hayati berdasarkan konvensi keanekaragaman hayati.
Pengertian menurut konvensi ini yakni : Keanekaragaman hayati yakni keragaman di dalam makhluk hidup dari semua sumber, tergolong diantaranya, daratan, lautan dan ekosistem perairan lain serta kompleks-kompleks ekologi yang ialah bab dari keanekaragamannya; meliputi keragaman di dalam jenis, antar jenis dan ekosistem Dalam pemahaman lain; keanekaragaman hayati merujuk pada keragaman semua jenis flora, binatang dan jasad renik (mikroorganisms), serta proses ekosistem dan ekologis dimana mereka menjadi bagiannya.
Keanekaragaman genetik (didalam jenis) mencakup keseluruhan isu genetik selaku pembawa sifat keturunan dari semua makhluk hidup yang ada. Keanekaragaman jenis berhubungan dengan keanekaragaman organisme atau jenis yang mempunyai ekspresi genetis tertentu.
Sementara itu, keragaman ekosistem merujuk pada keanekaragaman habitat, yaitu tempat aneka macam jenis makhluk hidup melangsungkan kehidupannya dan berinteraksi dengan aspek abiotik dan biotik yang lain. Keanekaragaman hayati lebih dari sekedar jumlah jenis-jenis flora dan fauna.
Kawasan hutan Indonesia dan ekosistem daratan lainnya mewadahi keanekaragaman hayati yang sangat besar. Dari segi keanekaragaman jenis, Indonesia mempunyai kekayaan jenis-jenis palem yang paling besar di dunia, lebih dari 400 jenis kayu dipterocarp (jenis kayu komersial paling besar di Asia Tenggara) dan kurang lebih 25 ribu tumbuh-tanaman berbunga serta beranekaragam fauna.
Indonesia menduduki daerah pertama didunia dalam kekayaan jenis mamalia (515 jenis, 36 % diantaranya endemik), menduduki tempat pertama juga dalam kekayaan jenis kupu-kupu swallowtail (121 jenis, 44 % di antaranya endemik), menduduki daerah ketiga dalam kekayaan jenis reptil (lebih dari 600 jenis), menduduki daerah keempat dalam kekayaan jenis burung (1519 jenis, 28 % diantaranya endemik), menduduki daerah kelima dalam kekayaan jenis amfibi (lebih dari 270 jenis) dan menduduki tempat ketujuh dalam kekayaan flora berbunga.
Kawasan peraiaran teritorial Indonesia yang luas dan kekayaan lautan Hindia dan pasifik barat lebih lanjut lagi memperbesar kekayaan keragaman hayati. Indonesia memiliki habitat pesisir dan lautan yang kaya.
Sistem terumbu karang yang ekstensif di lautan yang jernih sekitar Sulawesi dan Maluku termasuk diantara ekosistem terumbu karang yang terkaya di dunia. Sebagian dari kekayaan keragaman hayati Indonesia telah di manfaatkan dan memperlihatkan nilai secara hemat.
Sejumlah tanaman pertanian yang memiliki nilai penting secara nasional maupun global berasal dari Indonesia, tergolong merica hitam, cengkih, tebu, berbagai jenis citrus dan sejumlah buah-buahan tropis yang lain. Lebih dari 6000 jenis flora dan hewan dimanfaatkan oleh penduduk Indonesia untuk memenuhi kebutuhan harian, baik di panen secara eksklusif dari alam maupun dibudidayakan.
Tujuh ribu jenis ikan marine maupun air tawar adalah sumber protein utama masyarakat Indonesia. Pertanian dan perikanan yaitu penopang perokonomian negara, yang menawarkan kebutuhan pangan, sandang, papan, obat-obatan dan enersi, serta perlengkapan. Keanekargaman hayati Indonesia adalah sumber daya yang penting bagi pembangunan nasional.
Sifatnya yang mampu memperbaiki diri yakni kelebihan utama untuk mampu di manfaatkan secara berkelanjutan. Sejumlah besar sektor perekonomian nasional tergantung secara pribadi ataupun tak eksklusif dengan keanekaragaman tanaman-fauna, ekosistem alami dan fungsi-fungsi lingkungan yang dihasilkannya.
Konservasi keragaman hayati, dengan demikian sangat penting dan menentukan bagi keberlanjutan sektor-sekrtor seperti kehutunan, pertanian, dan perikanan, kesehatan, ilmu wawasan, industri dan kepariwisataan, serta sektor-sektor lain yang terkait dengan sektor tersebut.
KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KESEJAHTERAAN MANUSIA
Interaksi Manusia dan Keanekaragaman Hayati Manusia tergantung terhadap keragaman hayati untuk pangan, enersi, papan, obat-obatan, wangsit dan banyak lagi keperluan lain. Keanekaragaman hayati dan manusia telah mempunyai keterkaitan yang bersahabat dan saling mendukung selama puluhan ribu tahun.
Sumber daya hayati untuk pemenuhan keperluan hidup memiliki aksara penting ialah bersifat renewable, paling tidak kalau dikontrol dengan bijaksana. Cara penduduk mempergunakan keanekaragaman hayati memilih kelestarian sumber daya ini, dan cara penduduk mengelolanya akan memilih produktivitas sumber daya yang penting ini dan kelestarian fungsi-fungsi ekologisnya.
Kegiatan insan telah menolong terciptanya keanekaragaman jenis dan plasma nutfah, dan telah mengembangkan komunitas hayati di dalam lingkungan yang tertentu lewat praktik pengelolaan sumber daya dan melalui domestikasi tumbuhan dan satwa.
Disisi lain manusia juga telah menyebabkan menurunnya mutu keanekaragaman hayati beserta fungsi-fungsi ekologis yang di hasilkannya. Menurunnya mutu keanekaragaman hayati ini mampu dilihat dari laju kepunahan jenis dan viabilitas jenis-jenis yang masih bertahan.
Hubungan insan dengan keanekaragaman hayati mampu di gambarkan dalam diagram siklus interaksi. Dari sudut pandang antroposentris, interaksi dimulai dari faktor-faktor pendorong korelasi yang ada di penduduk , seperti untuk pemenuhan kebutuhan, pandangan baru dan fungsi-fungsi ekologis selaku penunjang kehidupan.
Faktor pendorong ini akan mempengaruhi efek kegiatan insan pada keragaman hayati. Meningkatnya jumlah masyarakatdan keperluan hidupnya akan memajukan pengaruh program insan pada keragaman hayati; efek tersebut kemudian akan mempengaruhi keadaan dan dinamika keanekaragaman hayati, yang lalu mensugesti nilai-nilai dan fungsi keragaman hayati dan pada jadinya akan mensugesti pula ketersediaan dan mutu keanekaragaman hayati dalam menyanggupi keperluan insan dan juga dalam menjamin kelestariannya.
Sementara itu, keadaan dan dinamika, nilai-nilai dan efek program manusia pada keanekaragaman hayati bisa pula diupayakan lewat kenaikan kesadaran penduduk untuk menjadi faktor pendorong bagi berubahnya pola konsumsi efisiensi pemanfaatan sumber daya dan apresiasi penduduk .
Peningkatan kesadaran dan apresiasi akan mensugesti pula imbas acara manusia, kondisi dan dinamika dan cara penilaian fungsi-fungsi keanekaragaman hayati melalui upaya-upaya tertentu dalam pengelolaan pendidikan dan lain sebagainya.
Manfaat keanekaragaman Hayati bagi Manusia Tumbuhan, hewan dan mikroorganisme penghuni planit biru ini, saling berinteraksi didalam lingkungan fisik sebuah ekosistem, ialah fondasi bagi pembangunan berkelanjutan.
Sumber daya hayati dari kekayaan kehidupan ini mendukung kehidupan insan dan memperkaya aspirasi serta memungkinkan insan untuk menyesuaikan diri dengan kenaikan kebutuhan hidupnya serta perubahan lingkunganya.
Erosi keragaman plasmanutfah, jenis, dan ekosistem yang berjalan secara tetap akan menghambat perkembangan dalam proses masyarkat yang makmur secara berkelanjutan. Erosi keanekargaman hayati ini ialah indikasi dari ketidakseimbangan antara peningkatan keperluan manusia dan kapasitas alam.
Pada ketika insan memasuki revolusi industri, ada kurang lebih 850 juta jenis tanaman-fauna yang bantu-membantu menghuni bumi. Pada ketika ini, dengan populasi insan sekitar enam kali, dan dengan tingkat konsumsi sumber daya yang berlipat jauh lebih besar, kenaikan kapasitas alam lewat upaya nalar daya dan pengelolaan sumber daya tidak bisa mengikuti peningkatan kemajuan populasi dan keperluan hidupnya.
Dari bagian-bagian keanekaragaman hayati, baik diperoleh pribadi dari alam maupun lewat logika-daya, umat insan mendapatkan semua bahan pangan dan sejumlah besar obat-obatan, serat bahan baku industi.
Sumbangan perekonomian dari pemanenan komponen keanekaragaman hayati dari alam saja sudah mennyumbang empat setengah persen GDP Amerika, atau bernilai 87 milyar dollar pada final tahun 1970. Perikanan lepas pantai, yang berasal dari jenis-jenis non kecerdikan daya telah menyumbang sekitar 100 juta ton materi pangan.
Pada beberapa negara meningkat penduduk masih mencari materi kebutuhan pangan pokok mereka dari alam. Umbi-umbian, dan sagu di Irian jaya, dan beberapa sumber karbohidrat utama di beberapa negara masih diperoleh pribadi dari alam .
Nilai bagian keragaman hayati yang dibudidayakan jauh lebih besar lagi. Pertanian menyumbang sekitar 32 persen dari GDP negara-negara meningkat . Perdagangan produk pertanian pada tahun 1989 meraih 3 triliyun dolar.
Komponen keragaman hayati juga penting bagi kesehatan insan. Sebelum industri sintesa muncul, semua bahan obat-obatan diperoleh dari alam, dan bahkan kini bahan-bahan alami ini masih vital. Obat-obatan tradisional mendukung pemeliharaan kesehatan bagi sekitar 80 % masyarakatnegara meningkat , atau lebih dari tiga milyar jiwa secara keseluruhan.
Pengobatan tradisional dikala ini di dorong perkembangannya oleh Badan Kesehatan Dunia WHO, dan juga di banyak negara,termasuk negara maju. Demikian juga untuk pengobatan modern, seperempat dari resep obat-obatan yang di berikan Amerika Serikat mengandung bahan aktif yang diekstraksi dari berkembang-tumbuhan dan hewan, dan lebih dari 3000 antibiotik, termasuk penisilin dan tetrasiklin, diperoleh dari mikroorganisma.
Siklosporin, di kembangkan dari sebuah kapang tanah, ialah inovasi revolusioner bagi transplantasi jaringan manusia, seperti untuk jantung dan ginjal, karena bisa menekan imbas penolakan tubuh atas organ baru. Aspirin dan banyak obat-obatan yang lain yang sekarang bisa disintesakan kimiawi, pertama kali diekstraksi dari tumbuhan liar.