Dalam bahasa Jepang berartiĀ Seiri, Seiton, Seisi, Seiketsu, Shisuke. Adapun jika diartikan yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin. Budaya ini dirancang untuk mengurangi pemborosan dengan mengutamakan perilaku positif dari setiap karyawan di perusahaan.
Situasi kerja yang tidak terarah dapat menyebabkan nilai absensi rata-rata seluruh karyawan buruk. Hal ini tentu menyebabkan rendahnya efisiensi kerja karyawan. Dengan tingkat produktivitas yang tidak efisien mencerminkan bahwa perusahaan mempunyai kinerja buruk.
Budaya kerja adalah cara yang tepat untuk menanggulangi perusahaan yang mempunyai kinerja buruk. training 5S berperan sebagai indikator pertama untuk menilai baik atau buruknya kinerja sebuah perusahaan. Dengan demikian, memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di tempat kerja mampu meningkatkan kinerja perusahaan secara menyeluruh.
Sampai saat ini budaya kerja 5S sudah diterapkan di banyak perusahaan. Dengan menerapkan budaya ini banyak perusahaan telah berkembang menjadi perusahaan maju dan memiliki daya saing tinggi.
Budaya kerja 5S di lingkungan perusahaan harus diterapkan dari mulai level tertinggi sampai dengan level terendah. Dimana tidak hanya karyawan yang menerapkan budaya ini, namun seluruh divisi termasuk manajemen perusahaan. Penerapan budaya 5S tidak akan berhasil jika level tertinggi tidak mampu mencerminkan kinerja perusahaan.